Post baru

Penjagaan Allah

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ Segala puji bagi Allāh ﷻ, shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Rasūlullāh ﷺ. Kita buka dengan membaca بِسمِ الله dan berdoa: اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا، وَرِزْقًا طَيِّبًا، وَعَمَلاً مُتَقَبَّلاً "Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepadaMu ilmu yang bermanfaat, rizki yang halal dan amal yang diterima." (HR. Ibnu Majah)   *PENJAGAAN ALLAH* ▪️قال الشيخ يحيى الحجوري حفظه الله : "إنَّ طاعة ﷲ والعمل الصالح يكون حفظًا للعبد ولذريته " 📗"إصلاح الأمة بالخطب والمواعظ من القرآن والسنة جـ ١ صـ ٢٢٩" Guru kami yang mulia, *Syaikh Abu Abdirrohman Yahya bin Ali Al-Hajury* hafidzohulloh pernah berkata : _"Sesungguhnya ketaatan kepada Alloh dan amalan sholih (yang dilakukan oleh seorang hamba secara rutin), akan menjadi (sebab) penjagaan (dari Alloh ta'ala) untuk hamba tersebut dan juga anak-anak keturunannya !"_ ( *Ishlahul Ummah bil Khuthobi wal Mawa'idzi minal

NIKMAT MERDEKA

 




السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ


Segala puji bagi Allāh ﷻ, shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Rasūlullāh ﷺ.


Kita buka dengan membaca بِسمِ الله dan berdoa:


اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا، وَرِزْقًا طَيِّبًا، وَعَمَلاً مُتَقَبَّلاً


"Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepadaMu ilmu yang bermanfaat, rizki yang halal dan amal yang diterima."

(HR. Ibnu Majah)  



NIKMAT KEMERDEKAAN


Bulan ini, tanggal 17 Agustus 2022, tujuh puluh tujuh tahun bangsa dan negara kesatuan Republik Indonesia terlepas dari penjajahan dan berdirinya negara kesatuan yang berdaulat.


Kemerdekaan bangsa Indonesia bukanlah pemberian gratis dari bangsa lain (cek kosong), tetapi perjuangan berdarah yang menelan ribuan rakyat dan para syuhada' (pejuang kemerdekaan).


Mereka rela mengorbankan jiwa dan raganya demi menghentikan tindakan zhalim para penjajah yang telah menyengsarakan rakyat dan bangsa Indonesia lebih dari 350 tahun lamanya. 


Kolonialisme (penjajahan) adalah tindak kezhaliman, merampas hak dasar sebagai individu manusia (kemerdekaan) dan jati diri (identitas). 


Baca Juga : JANGAN MUDAH MEMINJAM UANG

Maknanya, *penjajahan bertentangan dengan hak asasi manusia dan hukum Allah Subhanahu wa Ta'ala* karena semua manusia mempunyai hak hidup dan kewajiban yang sama di sisi Allah Ta'ala, yang membedakan adalah ketakwaannya kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala, bukan warna kulit, keturunan, jabatan atau harta kekayaan.


Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:


يٰۤاَ يُّهَا النَّا سُ اِنَّا خَلَقْنٰكُمْ مِّنْ ذَكَرٍ وَّاُنْثٰى وَجَعَلْنٰكُمْ شُعُوْبًا وَّقَبَآئِلَ لِتَعَا رَفُوْا ۗ اِنَّ اَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللّٰهِ اَ تْقٰٮكُمْ ۗ اِنَّ اللّٰهَ عَلِيْمٌ خَبِيْرٌ


*"Wahai manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sungguh, yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Maha Teliti."* (QS. Al-Hujurat 49: Ayat 13)


Sebagaimana yang tercantum dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 bahwa *penjajahan adalah musuh semua bangsa dan kemerdekaan merupakan karunia dan rahmat (nikmat) dari Allah Subhanahu wa Ta'ala, Rabb (Tuhan) semesta alam.*


Baca Juga : Negeri ini Tergantung Keimanan Rakyatnya Kepada Allah

Kemerdekaan adalah nikmat yang besar bagi suatu bangsa, terbebas dari eksploitasi bangsa lain, hidup mandiri, bebas menentukan pilihan dalam upaya mensejahterakan dan memakmurkan bangsa sendiri.


Kemerdekaan tidak mungkin diperoleh kecuali dengan pertolongan Allah Ta'ala yang wajib disyukuri oleh hamba-Nya.


Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:


وَلَقَدْ نَصَرَكُمُ اللّٰهُ بِبَدْرٍ وَّاَنْـتُمْ اَذِلَّةٌ ۚ فَا تَّقُوا اللّٰهَ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ


*"Dan sungguh, Allah telah menolong kamu dalam Perang Badar, padahal kamu dalam keadaan lemah. Karena itu, bertakwalah kepada Allah, agar kamu mensyukuri-Nya."*

(QS. Ali 'Imran 3: Ayat 123)


Baca Juga : Beberapa tips agar anak tidak mengganggu jama'ah sholat di Mesjid

Dalam ayat ini Allah ingatkan para shahabat Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa salam akan kepedihan hidup mereka sebelum kemenangan agar mereka bisa mensyukurinya.


Untuk mengingatkan generasi bangsa kita ini, *kita tidak perlu harus memaksa mereka untuk menonton film-film tentang penjajahan Belanda di bioskop dengan dipungut bayaran.* 


Cukup diingatkan mereka akan kepedihan teman-teman sebaya mereka yaitu anak-anak terjajah di Irak dan Palestina, setiap hari mereka saksikan hidup bergelimang kesengsaraan, menghadapi kebengisan dan kekejaman penjajah yang hanya mau menyapa mereka dengan senjata penghancur dan alat-alat berat yang setiap saat siap meruntuhkan rumah tempat mereka bernaung, dan tak jarang mereka bersimbah air mata dipaksa berpisah dengan orang tuanya, tak tahu entah kapan mereka akan saling bersua _semoga Allah mempertemukan mereka di dalam surga-Nya_. Aamiin. 


Selain itu keimanan mereka juga ditingkatkan melalui pendidikan ilmu agama Islam, akhlak dan mengamalkannya untuk mempertebal keimanan mereka tentang kehidupan akherat. Mereka hidup di tengah-tengah fitnah kemewahan kehidupan dunia dengan segala fasilitasnya. Jika mereka tidak dibekali dengan keimanan yang kuat, bisa jadi mereka akan hanyut dengan gelombang fitnah.


Oleh karena itu, kemerdekaan bangsa Indonesia adalah nikmat Allah yang wajib disyukuri agar nikmat itu tetap ada dan semakin bertambah-tambah.


Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:


وَاِ ذْ تَاَ ذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَاَ زِيْدَنَّـكُمْ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ اِنَّ عَذَا بِيْ لَشَدِيْدٌ


"Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan, *"Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka pasti azab-Ku sangat berat.""* (QS. Ibrahim 14: Ayat 7)


Mensyukuri kemerdekaan tidak cukup hanya meramaikan hari kemerdekaan dengan pawai, perlombaan dan hiburan-hiburan panggung yang mendatangkan kemurkaan Allah Subhanahu wa Ta'ala dengan banyak timbulnya maksiat akibat adanya panggung hiburan.


Seharusnya  mengisi kemerdekaan dengan meningkatkan iman dan takwa kita kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala. 


*Bukankah penjajahan tidak hanya mengeksploitasi manusia dan sumber kekayaan alam yang dimiliki bangsa Indonesia?*


Penjajahan juga meliputi eksploitasi keimanan seorang Muslim oleh musuh-musuh bani Adam 'alaihi salam agar mereka menjadi budak dunia, budak syahwat dan budak syubhat. Inilah hakekat penjajahan yang sesungguhnya, yakni mengeksploitasi manusia agar menjadi budak dan teman Iblis penghuni neraka. 


Baca Juga : Sabar & Syukur

*Oleh karena itu, kemerdakaan hakiki* adalah terlepasnya manusia dari jeratan Iblis, terbebas dari penghambaan kepada makhluk-Nya, bukan menjadi budak dunia, budak syahwat dan syubhat.


Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sangat mencela orang-orang yang tunduk pada dunia dan semata-mata tujuan hidupnya hanya untuk mencari kepuasan dunia, seperti dalam sabda beliau:


تَعِسَ عَبْدُ الدِّينَارِ تَعِسَ عَبْدُ الدِّرْهَمِ تَعِسَ عَبْدُ الْخَمِيصَةِ تَعِسَ عَبْدُ الْخَمِيْلَةِ


*"Celakalah budak dinar (uang emas), celakalah budak dirham (uang perak), celakalah budak khamishah (pakaian yang cantik) dan celakalah budak khamilah (ranjang yang empuk).”* (HR. Bukhari)


Oleh karena itu Allah Subhanahu wa Ta'ala telah mengingatkan manusia bahwasanya kesenangan di dunia itu hanya sesaat dan sebagai ujian selama hidup di dunia. Sedangkan hidup di akherat itu sebenarnya kehidupan dan kekal abadi. Oleh karena itu manusia diperintahkan untuk bersyukur kepada Allah Ta'ala agar mereka selamat di dunia dan akherat.


Allah berfirman:


زُيِّنَ لِلنَّاسِ حُبُّ الشَّهَوَاتِ مِنَ النِّسَاءِ وَالْبَنِينَ وَالْقَنَاطِيرِ الْمُقَنْطَرَةِ مِنَ الذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ وَالْخَيْلِ الْمُسَوَّمَةِ وَالأنْعَامِ وَالْحَرْثِ ذَلِكَ مَتَاعُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَاللَّهُ عِنْدَهُ حُسْنُ الْمَآبِ


*"Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga).”* (QS. Ali Imran: 14)


Cara mensyukuri nikmat kemerdekaan


A. Mensyukuri dengan kalbu:* yakni dalam bentuk pengakuan bahwa nikmat kemerdekaan semata-mata berasal dari Allah. Dan perwujudan dari bentuk syukur ini para pendiri bangsa telah menggoreskan pena mereka dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 45: *"Dengan rahmat Allah Yang Maha Esa…".*


Bila ini diingkari tidak menutup kemungkinan, Allah akan mencabut nikmat-Nya dan menggantinya dengan niqmah (azab). Seperti yang terjadi pada kaum kafir Quraisy yang mengganti nikmat Allah (Muhammad shallahu alaihi wasallam) dengan mendustakannya.


Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:


اَلَمْ تَرَ اِلَى الَّذِيْنَ بَدَّلُوْا نِعْمَتَ اللّٰهِ كُفْرًا وَّاَحَلُّوْا قَوْمَهُمْ دَا رَ الْبَوَا رِ 


*"Tidakkah kamu memperhatikan orang-orang yang telah menukar nikmat Allah dengan ingkar kepada Allah dan menjatuhkan kaumnya ke lembah kebinasaan?"* (QS. Ibrahim 14: Ayat 28)


B. Mensyukuri dengan lisan:* yakni dalam bentuk bertahmid dan bertahlil, dzikir kepada-Nya dalam rangka memuji dan mengagungkan asma-Nya serta syiar-syiar agama-Nya, serta berterima kasih dan menyebut jasa baik para pahlawan, juga tak lupa mendoakan mereka, semoga amalnya diterima Allah. Menyebut jasa baik tersebut juga bagian dari syukur kepada Allah, berdasarkan sabda Nabi Muhammad shallahu alaihi wasallam: 


*"Orang yang tidak berterima kasih kepada manusia, berarti tidak bersyukur kepada Allah"* (HR.Abu Daud, dishahihkan oleh Ahmad Syakir).


 C. Mensyukuri kemerdekaan dengan perbuatan dalam bentuk:*


1. Sujud syukur kepada Allah Ta'ala saat nikmat kemerdekaan itu tiba,* ini saya kira, telah dilakukan oleh para pendahulu kita. Setiap kita memperoleh nikmat dianjurkan langsung bersujud, berdasarkan hadits Abu Bakrah, dia berkata: 


*"Adalah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, bila datang kepadanya kabar gembira atau diberitakan, beliau serta-merta bersujud dalam rangka bersyukur kepada Allah".* (HR. Abu Dawud, dishahihkan oleh Al Bani).


Bukan sujud kepada makhluk-Nya (patung, bendera, atau berhala lainnya) yang dilarang oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala. 


2. Mengisi nikmat kemerdekaan dengan amalan yang disyariatkan Allah menuju ridha-Nya, dalam berbangsa dan bernegara.*


Diantaranya adalah memperbanyak taubat dan istighfar kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala dan diiringi dengan meningkatkan kuantitas dan kualitas iman, amal sholeh serta ibadah kita kepada Allah Ta'ala dengan memperbaiki keikhlasan (tauhid) dan mengikuti contoh beragamanya Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa salam (ittiba' sunnah) serta mencegah perbuatan syirik kepada Allah dalam segala bentuk (syirik kecil atau syirik besar), memperbanyak sedekah di jalan Allah Ta'ala, menegakkan amar ma'ruf nahi munkar di jalan Allah, menyebarkan ilmu dan berdakwah di jalan Allah, berakhlak mulia, menjaga amanah dan bertanggung-jawab atas tugas yang dibeban kepadanya, menjauhi dan mencegah berbuat korupsi yang menyengsarakan rakyat, menjaga persatuan dan kesatuan sebagai anak bangsa Indonesia dan lain-lain.


Bukan dengan cara berpesta pora menghamburkan harta dengan cara sia-sia dan berbuat maksiat yang akan mengundang murka Allah Subhanahu wa Ta'ala.


Sekiranya bangsa Indonesia dapat mewujudkan syarat-syarat yang diminta oleh Allah Ta'ala maka janji Allah akan terwujud dengan segera. Aamiin.


Yakni bangsa yang diberkahi kehidupannya serta dijamin keamanan dan kemakmuran di seluruh lapisan masyarakat.


Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:


وَعَدَ اللّٰهُ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا مِنْكُمْ وَ عَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ لَـيَسْتَخْلِفَـنَّهُمْ فِى الْاَ رْضِ كَمَا اسْتَخْلَفَ الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِهِمْ ۖ وَلَيُمَكِّنَنَّ لَهُمْ دِيْنَهُمُ الَّذِى ارْتَضٰى لَهُمْ وَلَـيُبَدِّلَــنَّهُمْ مِّنْۢ بَعْدِ خَوْفِهِمْ اَمْنًا ۗ يَعْبُدُوْنَنِيْ لَا يُشْرِكُوْنَ بِيْ شَيْـئًــا ۗ وَمَنْ كَفَرَ بَعْدَ ذٰلِكَ فَاُ ولٰٓئِكَ هُمُ الْفٰسِقُوْنَ


"Allah telah menjanjikan kepada orang-orang beriman di antara kamu dan yang mengerjakan kebajikan (amal sholeh), bahwa Dia sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka dengan agama yang telah Dia ridhai. Dan Dia benar-benar mengubah (keadaan) mereka, setelah berada dalam ketakutan menjadi aman sentosa. Mereka (tetap) menyembah-Ku dengan tidak menyekutukan-Ku dengan sesuatu pun. Tetapi barang siapa (tetap) kafir setelah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik."* (QS. An-Nur 24: Ayat 55)


Semoga Allah Subhanahu wa Ta'ala memudahkan langkah bangsa Indonesia untuk memperbaiki dirinya dalam mewujudkan kesejahteraan, keamanan dan keselamatan bagi seluruh rakyat Indonesia. Demikian juga bagi seluruh umat Islam dimanapun mereka berada. Aamiin.


Mari Berlomba-lomba dalam kebaikan dengan share, tag, mention ke orang lain. 1 orang yang tau ilmu karena info dari kamu, insyaAllah bernilai pahala karena mengajak kepada kebaikan.


Dari Abu Mas’ud Radhiyallahu anhu berkata, “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Barangsiapa menunjukkan suatu kebaikan, maka ia mendapatkan pahala seperti pahala orang yang melakukannya.” [HR. Muslim]


Demikianlah faedah yang ringkas ini, semoga bermanfaat bagi kita semua. 


Selamat beraktivitas


Semoga apa2 yg kita lakukan bisa bernilai ibadah di sisi Allah ﷻ


بَارَكَ اللهُ فِيْكُم


✒️ Ditulis dan dishare oleh Akhukum Abu Ahmad.

Comments

Postingan populer

Beberapa Tips agar anak tidak mengganggu jamaah shalat di Mesjid

KEBAHAGIAAN YANG TERLUPAKAN

NEGERI INI TERGANTUNG PADA KEIMANAN RAKYATNYA KEPADA ALLAH ﷻ